Siti Nurbaya Pimpin Pertemuan Bilateral dengan Delegasi Tiga Negara
YOGYAKARTA, (24 April): Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, memimpin pertemuan bilateral dengan delegasi tiga negara tetangga. Pertemuan tersebut merupakan rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi Hutan Hujan Asia Pasifik (KTT APRS) ke-3 yang digelar hingga 25 April di Yogyakarta.
Selain menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Lingkungan dan Energi Australia, Josh Frydenberg, Siti juga menggelar pertemuan dengan Senior Minister of State, Ministry of Environment and Water Resources Singapore, Dr. Amy Khor, dan Minister of Primery Resources and Tourism Brunei Darussalam, Dato Ali Apong.
"Kami membahas berbagai hal terkait APRS III, perubahan iklim, Circular Economy, rencana pendirian platform gambut, limbah B3, DAS, pembangunan hutan kota, satwa liar, dan lainnya. Selain itu juga saling tukar menukar informasi terkait masyarakat hukum adat," ungkap Siti dalam rilis pada media, Selasa (24/4).
Pada pertemuan dengan delegasi Australia, dibahas perihal kerjasama gambut berkelanjutan. Australia juga mendukung Pusat Riset Internasional Gambut Tropis di Indonesia yang saat ini tengah disiapkan KLHK.
"Dalam beberapa tahun ke depan, dunia akan mengakui lahan gambut Indonesia sebagai arsip dunia," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Siti juga menyampaikan peluang yang tinggi dari Indonesia terkait sampah elektronik, mengingat pengguna HP di Indonesia mencapai angka 300 juta unit.
"Kita juga sampaikan perihal pengelolaan sampah dan limbah di Sungai Citarum yang sedang berjalan saat ini," paparnya Menteri yang berasal dari Partai NasDem tersebut.
Terkait agenda perubahan iklim, pertemuan tersebut juga membahas mengenai rencana pembangunan Hutan Kota (Urban Forest) seperti Singapore Botanical Garden. Di samping pelaksanaan Sirkular Economic yang akan bekerjasama dengan Singapura.
Dengan delegasi Brunei Darussalam, Menteri Siti Nurbaya mengapresiasi kerjasama di tingkat ASEAN dan APEC yang sudah terjalin selama ini.
BACA JUGA : Indonesia Jadi Contoh Dunia dalam MengelolaHutan Hujan Tropi
Brunei Darussalam juga tertarik dengan pengembangan masyarakat hukum adat di Indonesia, carbon control system dan tukar menukar informasi terkait masyarakat hukum adat. Selain juga pengembangan sertifikasi dan legalitas kayu.
"Brunei menyatakan ketertarikannya pada Indonesia dalam pengelolaan dan pemasaran hasil hutan kayu yang telah mengaplikasikan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)," ujarnya. (*)